Tersebutlah sebuah kerajaan bernama Jenggala, dengan putra mahkotanya
bernama Raden Inu Kertapati. Dia berwajah rupawan, badannya tegap, dan
sangat ramah kepada siapa saja, tanpa memandang status dan jabatannya.
Dia sudah bertunangan dengan Dewi Candra Kirana, putri Kerajaan Kediri.
Suatu waktu, Raden Inu Kertapati berangkat ke Kerajaan Kediri untuk
menemui tunangannya. Rombongannya lengkap dengan perbekalan dan pengawal
yang siap siaga.
Di tengah perjalanan, rombongan Raden Inu diberhentikan oleh
gerombolan dari Negeri Asmarantaka yang dipimpin oleh Panji Semirang.
Melihat ada orang yang menyuruhnya berhenti Raden Inu bersiap-siap
seandainya harus bertempur. Akan tetapi gerombolan tersebut tidak
menyerang mereka. Mereka hanya meminta Raden Inu untuk bertemu dengan
pemimpinnya, Panji Semirang.
Tanpa rasa takut Raden Inu menemui Panji Semirang, yang menyambutnya
dengan ramah, sehingga Raden Inu bertanya, “Rupanya engkau tidak seperti
yang selama ini diceritakan orang-orang, wahai Panji Semirang?”. Panji
Semirangpun mengatakan bahwa selama ini dia hanya mengundang rombongan
untuk bertemu dengannya, siapa yang tidak berkenan, maka tidak dipaksa.
Akhirnya Raden Inu melanjutkan perjalanannya, setelah menceritakan
bahwa dia sedang menuju Negeri Kediri, untuk menemui calon istrinya,
Dewi Candra Kirana.
Radin Inu baru pertama kali bertemu dengan Panji Semirang. Namun
selama pertemuan tersebut dia merasa seperti sudah mengenalnya
sebelumnya, sehingga langsung merasa akrab. Hanya saja Raden Inu tidak
dapat mengingat kapan dan di mana dia mengenal Panji Semirang. Setelah
merasa cukup berbincang-bincang dengan Panji Semirang, Raden Inupun
melanjutkan perjalanannya menuju Kediri.
Tiba di Kediri, rombongan Raden Inu disambut dengan meriah. Bahkan
selir Raja Kediri bernama Dewi Liku yang memiliki putri bernama Dewi
Ajeng ikut menyambut kehadiran Raden Inu Kertapati. Hanya saja Raden Inu
tidak melihat kehadiran Dewi Candra Kirana. Ketika Raden Inu menanyakan
keberadaan Dewi Candra Kirana, Dewi Ajeng mengatakan bahwa Dewi Candra
Kirana menderita sakit ingatan dan sudah pergi lama dari kerajaan.
Mendengar keterangan kepergian Dewi Candra Kirana, Raden Inu kaget
sekali sehingga jatuh pingsan. Iapun segera dibawa masuk ke dalam
istana. Memanfaatkan kesempatan ini, dan dengan tipu muslihatnya,
akhirnya Dewi Liku berhasil memperdaya Raja Kediri sehingga menikahkan
Raden Inu Kertapati dengan Dewi Ajeng. Menjelang acara pernikahan ini
segala macam persiapan diperintahkan oleh Raja Kediri, pesta yang sangat
meriah.
Rupanya rencana jahat Dewi Liku tidak berhasil. Tiba-tiba terjadi
kebakaran hebat yang menghancurkan seluruh persiapan pernikahan
tersebut. Melihat kejadian tersebut, Raden Inu dan rombonganpun
meninggalkan istana, dan setelah berada jauh dari istana, diapun
tersadar dan teringat kembali dengan Dewi Candra Kirana, yang sangat
mirip sekali dengan Panji Semirang. Dia berpikir bahwa bisa jadi Panji
Semirang adalah Dewi Candra Kirana.
Kemudian dia dan seluruh
rombongannya menuju Negeri Asmarantaka, tempat Panji Semirang berada.
Rupanya Panji Semirang sudah meninggalkan negeri tersebut. Tanpa
putus asa, Raden Inu mencari keberadaan Panji Semirang hingga akhirnya
tibalah mereka di Negeri Gegelang, yang rajanya masih kerabat dari Raja
Jenggala.
Di Negeri Gegelang ini Radn Inu disambut dengan gembira.
Rupanya, Negeri Gegelang sedang menghadapi kesulitan, yaitu sedang
diganggu oleh gerombolan perampok yang dipimpin oleh Lasan dan Setegal.
Akhirnya, Raden Inu Kertapati bersama-sama dengan pasukan dari Negeri
Gegelang menghadapi para perampok. Raden Inu mengerahkan segenap
kemampuannya menghadapi perampok tersebut, dan berhasil mengalahkannya
hingga pimpinan perampok tersebut mati.
Pesta tujuh hari tujuh alam diadakan untuk menyambut kemenangan Raden
Inu Kertapati dan pasukannya.
Pada malam terakhir pesta tersebut Raja
memanggil seorang ahli pantun, seorang pemuda bertubuh gemulai. Pantun
yang dibawakannya berisi cerita perjalanan hidup Dewi Candra Kirana dan
Raden Inu Kertapati, hal yang membuat Raden Inu menjadi sangat penasaran
sehingga akhirnya menyelediki siapa sebenarnya ahli pantun tersebut.
Selidik punya selidik, rupanya rupanya ahli pantun tersebut memang
adalah Panji Semirang alias Dewi Candra Kirana.
Dewi Candra Kirana
bercerita bahwa memang Dewi Liku yang membuatnya hilang ingatan hingga
akhirnya keluar dari istana Daha. Dia disembuhkan oleh seorang pertapa
yang memiliki kemampuan mengobati berbagai penyakit.
Setelah semua misteri terungkap jelas, akhirnya Raden Inu Kertapati
kembali ke Negeri Jenggala untuk melangsungkan pernikahan meriah, dan
menjadi sepasang suami istri yang hidup berbahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar